Kerajinan Bambu Merambah ke Bangku Sekolah

       Seperti yang kita ketahui Magetan memiliki potensi unggulan yang tidak kalah bersaing dengan kota- kota lain. Potensi unggulan tersebut diantaranya di bidang pendidikan, pariwisata, industri, kuliner dll. Dalam kesempatan kali ini saya akan mengulas salah satu potensi unggulan yang kita miliki yaitu dibidang industri. Lebih spesifiknya, dibidang ini saya akan mengambil contoh yaitu kerajinan bambu atau anyaman bambu.
    Tahukah kamu kerajinan bambu Magetan banyak diproduksi dimana? Kerajinan ini banyak diproduksi di daerah Plaosan dan Ringinagung. Sebagian besar masyarakatnya menjadikan kerajinan bambu atau yang lebih kita kenal dengan anyaman bambu sebagai industri rumahan. Anyaman bambu ini sendiri dapat berupa alat-alat rumah tangga seperti tampah, kukusan, wakul dll. Atau bisa juga berupa caping. Topi yang biasa dipakai petani di sawah. Lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.













       Di artikel ini saya akan lebih condong ke kerajinan bambu yaitu caping. Bukan cara pembuatannya tapi lebih ke kerajinan bambu caping yang merambah atau masuk ke bangku sekolah. Tahu maksudnya? Begini teman-teman menurut observasi yang saya lakukan, ternyata kerajinan-kerajinan seperti ini sangat penting diterapkan di dunia pendidikan. Karena jika kerajinan-kerajinan tersebut diterapkan kepada pelajar-pelajar kita, mereka akan lebih mudah mengenali dan memahami potensi-potensi unggulan di kabupaten Magetan. Sebenarnya tidak hanya potensi-potensi unggulan saja yang harus kita kenali dan kembangkan, tapi semua potensi yang kita miliki. Karena jika semua potensi yang kita miliki berkembang, maka kota kita tercinta ini akan bertambah maju dan juga pemasukan kota akan bertambah. Masuknya kerajinan bambu ke dunia pendidikan sudah diuji cobakan ke salah satu sekolah menengah atas di kabupaten Magetan yaitu SMAN 1 Sukomoro khususnya kelas XI. Inilah beberapa karya-karya mereka.


     Menurut guru seni budaya SMAN 1 Sukomoro yaitu Bu Tri Lastuti S.Pd, tujuan diadakannya atau diterapkannya kerajinan bambu caping (pewarnaan) ini adalah :
-  Mengembangkan kreasi siswa
-  Supaya siswa dapat mengapresiasi karya orang lain
- Sebagai media sosialisasi tentang salah satu potensi yang dimiliki kota Magetan yaitu kerajinan bambu khususnya caping. Menurut beliau kota Magetan ini kaya akan sumber daya alam berupa bambu. Dengan begitu, SDA itu sendiri dapat dituangkan dalam suatu kreasi seperti anyaman bambu dan contohnya adalah caping.

       Atika Sholihah, salah satu siswa kelas XI juga berpendapat bahwa dengan diadakannya kegiatan tersebut maka akan mengasah ketrampilan, kreatifitas dan bakat para siswa dalam hal seni dan kebudayaan. Selain itu kegiatan ini akan mengasah otak kanan kita. Sehingga tidak hanya mengembangkan kebudayaan kita, tapi juga juga dapat menyeimbangkan ketrampilan antara otak kiri dan kanan kita. Dengan begitu kita sebagai generasi muda juga harus turut bertanggungjawab atas potensi-potensi yang kita miliki.

Momen Bersama Caping

     Inilah beberapa momen yang dapat kami abadikan saat berkreasi dengan kerajinan bambu caping. Bahkan ekspesi kegembiraan mereka tidak dapat ditutupi lagi.



                                     


















      Itulah sedikit ulasan saya mengenai kerajinan bambu yang masuk ke dunia pendidikan. Semoga potensi-potensi yang kita miliki dapat terus berkembang.


                                                                                                      

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Stanley Wijaya mengatakan...

ganbatte !!! :D
Kunjung balik ke www.faktakita.com yaa..

Unknown mengatakan...

Postingan yang sangat mantaf ..... Caping nya sangat luar biasa bagus, andai di setiap sekolah seperti itu, pasti Magetan akan semakin ke DEPAN

Posting Komentar